Sunday, December 22, 2013

Marah

tanah, air, udara, dan api. Manusia mempunyai unsur utama, yaitu tanah. dan tiga unsur lainnya (air, udara, dan api) merupakan unsur pelengkap atau penyeimbang. Kita bisa menguasai ke-empat unsur tersebut, tapi tentu sulit dan harus betul-betul memahami arti kehidupan terutama memahami diri sendiri. di kalangan sufi terkenal istilah "man arofa nafsahu faqod arofa robbahu", yang artinya "siapa yang mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya". Atau misalnya kita balik, "siapa yang mengenal Tuuhannya, maka ia mengenal diri sendiri", akan bermakna sama saja. karna dalam diri terdapat "AKU". "Kuntu kanzan makhfiyyan fa ahbabtu an u’rafa fa khalaqtul khalqa fabi ‘arafu-ni,” yang artinya, “Aku pada mulanya adalah harta tersembunyi, kemudian Aku ingin dikenal maka Kuciptakanlah makhluk, dan melalui Aku mereka pun kenal pada-Ku.”

Nabi bersabda "laa tagdhob.. laa taghdob... laa taghdob" -aw kama qola- "Jangan marah... jangan marah.. jangan marah.! Atau sabda lain nabi yang memberikan sebuah metode untuk menghadapi kemarahan, nabi mnganjurkan kita untuk duduk, jika masih marah, maka berbaringlah, dan jika masih marah juga, maka berwudhulah. Atau di hadis lain nabi memerintahkan kita untuk berta'awudz (membaca a'udzubillahi min as-syaithoni ar-rojim) , sholat juga metode yang nabi ajarkan kepada kita untuk meredam kemarahan.

Karna unsur utama yag terdapat dalam diri manusia adalah unsur tanah, maka nabi memerintahkan kita untuk duduk,berbaring, berwudhu dan macam lainnya agar kita ingat siapa diri kita dan tercipta dari apa. Kemarahan bukanlah suatu hal yang harus dihindari, tapi ia harus benar-benar dipahami dan disikapi dengan baik. Karna "kemarahan itu dari setan, dan setan itu dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka ketika kalian sedang marah, berwudhulah"-Hadis. Kemarahan yang mempunyai usnsur api itu harus dijinakkan, jangan sampai kita terbakar oleh kemarahan kita sendiri, dan dalam diri, unsur api ini menjelma menjadi darah (ya kan ? ). Mungkin itu sebabnya orang yang berdarah tinggi cenderung mudah marah (katanya sih begitu). Dalam hadis lain, Nabi berkata kepada 'Aisyah "persempitlah tempat mengalirnya setan dengan lapar" .

Sungguh, memahami 4 unsur atau anasir berarti kita juga memahami diri sendiri. 

Monday, October 28, 2013

Sssttt... Yang Ma'ruf itu bisa menjadi Munkar !

اذا قل المعروف صار منكرا و اذا شاع المنكر صار معروفا"
Apabila yang ma'ruf tlah kurang diamalkan maka ia menjadi munkar dan apabila munkar tlah tersebar maka ia menjadi ma'ruf.
Jika dilihat dan dibaca sekilas perkataan Ibn al-Muqaffa diatas, pastilah ada kejanggalan dalam perkataan tersebut. Ma'ruf menjadi munkar dan munkar menjadi ma'ruf. Bagaimana mungkin ma'ruf menjadi munkar hanya karena tak ada yang menjalankan dan begitupun sebaliknya, bagaimana mungkin yang munkar bisa menjadi ma'ruf hanya karena banyak yang mengamalkannya.
Seperti yang tlah umum  kita ketahui, bahwa ma'ruf berarti suatu kebaikan dan munkar adalah suatu keburukan. Menurut Prof. Quraish Shihab, ma'ruf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan umum satu masyarakat selama sejalan dengan khoir-Khoir adl nilai universal yang diajarkan oleh Alquran dan Sunah. Adapun munkar, adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi.
Dalam surat Ali Imron ayat 104 , disitu Allah dengan jelas membedakan kalimat ajakan/seruan yang digunakan untuk kata 'khoir' dan 'ma'ruf. Untuk kata 'khoir', Allah mengawalinya dengan kata 'yad'una ilal khoiri' yang berarti mengajak atau menyeru. Sedangkan untuk kata 'ma'ruf', Allah mengawalinya dengan 'ya'muruna bil ma'rufi wa yanhauna 'anil munkar' . Artinya adalah mereka menyuruh/memerintahkan kepada hal yang ma'ruf dan mencegah yang munkar.
Menurut Syahrur, ma'ruf adalah sesuatu yang diketahui oleh manusia dan mereka saling mengenalnya, kemudian terjadilah kesepakatan masyarakat. Pakian, jenggot, hubungan keluarga, dll merupakan sesuatu yang ma'ruf - menurut Syahrur. Sesuatu yang ma'ruf itu bisa saja berbeda di tiap daerah.
Kembali ke perkataan Ibn al-Muqaffa : "Apabila yang ma'ruf tlah kurang diamalkan maka ia menjadi munkar dan apabila munkar tlah tersebar maka ia menjadi ma'ruf". Perlu diketahui, bahwa asal kata ma'ruf adalah 'arofa-ya'rifu' yang berarti mengetahui. Sedangkan kata munkar berasal dari kata 'nakaro-yankiru' yang berarti segala sesuatu yang tidak dikenal. So, maksud Ib al-Muqaffa dr perkataan yang sedikit 'unik' itu adalah apabila sesuatu (adat) yang sudah diketahui (ma'ruf) itu sedikit yang melaksanakan, maka ia akan menjadi tidak dikenal (munkar) dan apabila sesuatu yang baru dan tidak dikenal (munkar) itu telah menyebar, maka ia akan menjadi ma'ruf (dikenal) .
Ya, pernyataan/pendapat Ibn al-Muqaffa itu adalah dalam bidang budaya atau adat. Bukan agama

Saturday, October 5, 2013

Misteri

Hidup memang sebuah misteri besar. Yang karena misteri itulah kita terus berjuang. Dari bayi, balita, anak anak, remaja, dewasa, hingga nanti kematian menghampiri, hidup masih penuh dengan misteri.
Masa lalu adalah pembelajaran, sekarang adalah kenyataan, dan esok adalah ketidak pastian. Manusia memang sebaik-baik makhluk, namun ia lemah. Karenanya ia butuh energi yang besar. Energi itu disediakan oleh alam semesta. Semesta merupakan makro kosmos, manusia mikro kosmos. Manusia mempunyai potensi besar untuk menyesuaikan energi yang dimilikinya dengan energi alam semesta.
Untuk mengetahui apa yang ada dibalik tembok saja manusia tak sanggup, atau mengetahui kejadian apa yang ada disekitarnya dalam satu waktu. Manusia membutuhkan perantara untuk mengetahui apa yang sedang terjadi, suara, komunikasi, ataupun tanda apapun yang memungkinkan tersampaikannya suatu informasi kepada dirinya. Misalnya, jika pada jam 23.00 terjadi kebakaran di pasar A, maka dibutuhkan orang yang mengabarkan peristiwa tersebut, atau ia bisa mengetahui kebakaran tersebut dengan melihat asap hitam yang membumbung ke langit dari arah pasar tersebut.
Karena hidup merupakan sebuah misteri yang entah misteri itu akan membawa kita kepada kebahagiaan atau sebaliknya, maka manusia dengan kekuatan pikirannya mengembangkan berbagai macam ilmu. Biologi, psikologi, sosiologi, astrologi, dll dengan harapan dapat membaca pola kehidupan dan meminimalisir kemungkinan kemungkinan yang tidak diinginkan. Contoh, dengan ilmu psikologi manusia bisa membaca watak seseorang, dengan sosiologi maka ia akan bisa membaca pola pergerakan masyarakat, ekonomi bisa menentukan keadaan keungan, dll.
Seseorang pernah menulis, "dengar saja dahulu, mungkin beberapa tahun lagi baru akan nyambung". Guru saya pun dan mungkin juga guru-guru kalian pernah berpesan "beli saja kitab/buku , masalah dibaca atau tidak, dibutuhkan atau tidak, itu urusan belakangan, yang penting kita sudah punya pacul untuk menggarap sawah, punya kail untuk memancing.." Dan karena itu, mungkin amalan atau wirid yang kita anggap tidak dibutuhkan, suatu saat akan berguna dan dibutuhkan, yang penting, punya dulu.
Hidup adalah misteri, persiapkan senjatamu. Dan do'a adalah senjata orang mukmin, setidaknya itulah yang dikatakan Rasul.


Monday, August 26, 2013

Setan itu dikurung (?)

Konon, di bulan Ramadhan ini, setan-setan dikurung. Begitu kata para ustadz yg mengutip hadis nabi. 
Jika mendengar kata “setan” , yang terlintas dipikiran saya adalah sebuah sosok menyerupai manusia yang tubuhnya terbakar api, mungkin seperti ghost rider atau seperti salah satu jagoan di fantastic four. Dengan sifat yang begitu buruk, makhluk yang mendapat gelar “ar-rojim” , yang terkutuk. Setiap langkahnya merupakan sesuatu yang harus dihindari (wa la tattabi’u khutuwati-syaithon). Perbuatannya tidak boleh ditiru. Makhluk yang sangat hebat. Rayuannya, gombalannya melebihi playboy cap jangkrik. Dan sekarang, di bulan Ramadhan, mereka (konon) dikurung di neraka. 
Tanpa rencana, refleks, iseng iseng berhadiah, tiba tiba saya menanyakan makna dari hal tersebut, yakni makna “setan dikurung” kepada Guru.
“Maksud dari setan dikurung itu apa atau gimana, stadz ?” tanya saya. 
Setelah mengisap rokok, beliau menjawab “ya kamu itu”. “setan itu kamu, minal jinnati wannas. Yang dikurung itu ya setan yang ada dalam dirimu. Tinggal manusia nya saja mau mengurungnya atau tetap membiarkan mereka bebas terus me’yuwaswisu-kan’ dirimu. Emang terkadang orang-orang terlalu vulgar dalam mengartikan kata ‘setan’. Jika ada kata setan, mereka langsung melihat sesuatu yang diluar mereka”, kira-kira seperti itu jawab beliau.
Setelah mendengar jawaban beliau yang bisa saya lakukan hanya bilang “oh” sambil beberapa kali tertawa kecil. Ya, menertawakan kebodohan diri sendiri. Ternyata, selama ini saya salah kaprah terhadap kalimat “setan dikurung”. Saya sudah terlanjur senang dengan berita dikurungnya ‘setan’ tersebut. Wajar saya senang, sebab setahu saya setan adalah musuh yang nyata. Atau mungkin ada yang merasa sedih karena setan dikurung, karna dia tak bisa menyalahkan setan jika dia melakukan hal yang “menyimpang”. Ternyata dalam diri saya juga ada ‘setan’ yang harus dikalahkan. Diri saya, musuh yang nyata, bagi diri saya sendiri.
Kita dipaksa berpuasa di bulan Ramadhan. Yang halal, ditahan dulu hingga waktu berbuka datang. Dianjurkan untuk menambah amal ibadah. Menahan nafsu, menjaga keseimbangan. Waktunya ‘charge’. 
Ahsyu dahlah. Saatnya merombak mindset, perbanyak muhasabah (instropeksi). 
Oh kamfretttt….. Betafa anunya diri iniih… *curhat ke kamfretttt

Description: Mamang Ojan Rating: 4.5

Lapar !

Lapar dan begadang. Di zaman yang konon semakin maju ini, yang konon pula maju nya ilmu pengetahuan, dan moral manusia modern, sehingga terciptanya lembaga-lembaga HAM yang BERKOAR-KOAR ttg pentingnya HAM dan keharusan menjaganya. Tentu, terciptanya lembaga-lembaga HAM itu karena kesadaran setiap individu atau beberapa individu yang menyadari betapa pentingnya HAM di zaman ini, bukan karena banyaknya kasus-kasus yang “menyimpang” dan tidak adanya kesadaran manusia untuk memperhatikan dan menjaga perasaan orang lain sehingga dibutuhkan suatu wadah yang menyiarkan atau mendakwahkan tentang HAM. “Ini loh hak kamu..” “Ini hak aku…” “Kamu kamu, aku, aku.” “Gini looh, kamu ga boleh begitu sama si anu, kamu ga boleh begini sama si itu.”
Ahli kesehatan, mereka itu orang baik. Hidup mereka sangat “islami”. Mereka sangat menjaga kesehatan tubuh mereka. Mereka meneliti penyebab-penyebab penyakit dan solusinya, dam terkadang mereka menetapkan rumus tertentu agar orang lain bisa ikut hidup sehat ala “ahli kesehatan”. Manusia modern memang membutuhkan mereka, sangat. Agar bisa hidup sehat dan bahagia. Manusia modern tidak berani utk melanggar tips-tips menjadi/menjaga (ke)sehat(an). Ibarat “tuhan” , mereka menjadi “penentu kebenaran” bagi sebagian orang. Tips sehat mereka bagaikan firman. Sehat yang mereka janjikan bagaikan surga. Makanan ataupun suplemen yang mereka tawarkan bagaikan iman dan amal baik yang apabila mereka menggunakan hal tersebut, akan sampailah ia kepada surga a.k.a sehat yang dimaksud. 
Kembali ke awal kalimat. Lapar dan begadang. Entah ahli kesehatan atau ahli obat obatan,atau pengusaha yang membuat standar sehat pada diri seseorang. Manusia diatur akan makan dan tidur bahkan gerak gerik pun. Makan tiga kali sehari, minum suplemen penambah gizi dan pemanjang…umur. Minum yang menyehatkan, segalon dalam satu hari, misalnya. Tidur yang baik, tidur yang tidak baik, keadaan duduk, dll. 
Sangat modern sekali manusia sekarang. Tips-tips serta penelitian para pakar/ahli sangat membantu…. oh bukan membantu, tapi itu yg menjadikan manusia lain tetap sehat dan bertahan hidup. Ini bukan sindiran, tetapi tulus pujian untuk mereka. Cuma yang saya sesalkan adalah terkadang perkataan mereka menjadi acuan utama, atau menjadi standar hidup. Orang-orang menjadi takut jika tidak makan tiga kali sehari, tidak sehat jika tidak minum suplemen ini itu, takut sakit jika makan ini, takut sakit jika tidak makan. Menyiapkan waktu tidur sekian jam. Perkataan menjadi sugesti. Masuk ke otak dan penaklukan berhasil. 
Padahal, jika dilihat dr perilaku ulama zaman dahulu, para ulama menyarankan agar kita senantiasa merasa lapar dan begadang tiap malam. Tentu, begadang dalam hal positif, bukan nonton film apalagi main film. Lapar untuk melatih kepekaan. Begadang dalam merenung. Bahkan Hujjatul Islam, Imam Ghazali menerangkan, untuk mengangkat hijab dan membuka tabir, maka seseorang harus melakukan 4 hal : Khalwat, lapar,begadang, dan uzlah. Bahkan, seorang Wali abdal tidak akan menjadi wali abdal jika tidak melakukan 4 hal : Khalwat, diam, lapar, dan begadang. (Ihya ulumuddin). Bahkan sebuah riwayat menceritakan bahwa untuk sehat, makanlah sebelum lapar dan berenti sebelum kenyang. 
Zaman berubah, standar hidup berubah, mungkin jika zaman dahulu , makan apa adanya dan secukupnya, sekarang, bebas,mau makan apa saja bisa delivery, dan tinggal pilih. Beruntunglah yang senantiasa lapar tanpa kelaparan. 
Perkataan Rasulullah kepada Aisyah : “Persempitlah tempat mengalirnya syaitan dengan lapar”
Description: Mamang Ojan Rating: 4.5

Sunday, May 5, 2013

Obrolan Kecil

Ba'da Isya, "Lebih enak mana dan lebih pantas yang mana ? saat kamu mengucapkan aku cinta padamu atau saat kamu membelikan boneka kepada orang yang kamu cintai ? mana yang lebih pantas disebut cinta ? Iya, cinta adalah kata kerja" , obrolan berakhir dengan ketawa kecil. 

"Itu baru namanya lelaki. Berani dan tangguh. Saat kau berani melamar wanita tanpa ada modal, pekerjaan yang tetap, hanya tekad yang kau punya. Karna saat hal itu kau lakukan, maka kau akan bersemangat untuk lebih bertanggung jawab kepada keluarga barumu. " - Celetuk sopir taxi.

"Jadilah kuat. Bermanfaat bagi manusia."

"Jika kau tidak bisa mendekat kepada Allah, maka dekatilah orang yang dekat degan-Nya" 

"Kamu terlalu serius, sampai sampai kamu melupakan Tuhan. Satailah, tersenyum dan tertawalah karna itu akan tetap indah. Dan diantara keistimewaan nabi Muhammad atas nabi Musa adalah, jika di Quran, Musa AS masih berdoa : "robbi-sy rohli sodri wa yassir li amri..." sedangkan Nabi Muhammad : alam nasyroh laka sodrok. wa wadho'na anka wizrok....." - Obrolan singkat di kantin begitu santai. Sambil mengepulkan asap rokok nya, dia meningglkan meja.

".................................." - Obrolan-obrolan lain.


Description: Mamang Ojan Rating: 4.5

Wednesday, April 3, 2013

Kekuatan Itu Bernama Pikiran


“…Akses menuju ke gagasan besar yang dapat dipikirkan , karya seni besar yang dapat diciptakan, kata-kata hebat yang dapat ditulis, penemuan luar biasa yang dapat diciptakan, impian besar yang dapat diimpikan, semua itu dari pikiran manusia.”
“… Pikiran duduk seperti batu emas di atas jasmani. Pikiran adalah “batu filsuf” yang sesungguhnya yang sedang dicari-cari oleh para alkemis sepanjang masa. “Melali tangga tulang punggung” (tulang punggung memiliki 33 vertebrata sejak lahir—itu adalah jumlah unik yang penting bagi kelompok masons). “Kekuatan naik dan turun, berputar, menghubungkn, pikiran surge ke jasmani…Tubuh memang sebuah kuil. Pengetahuan manusia yang dimaksud kelompok masons adalah pemahaman kuno tentang bagaimana caranya menggunakan kuil itu untuk mendapatkan kekuatan yang terbesar dan tujuan mulia.”    
“….Pikiran manusia adalah satu-satunya teknologi yang dimiliki orang-orang kuno pada pembuangan mereka.Para filsuf di masa lampau tanpa lelah mempelajarinya.” Katherin menyahut, “Ya! Naskah-naskah kuno itu sangat kuat membicarakan kekuatan pikiran manusia. Orang-orang Vedas(India) menggambarkan aliran kekuatan pikiran. Kaum(gnostic)Psitis Sophia membicarakan kesadaran semesta. Zobar(Yahudi/naskah-naskah mistis Ibrani) membicarakan sifat dari jiwa pikiran . Naskah-naskah shamanic memperkirakan ‘pengaruh jarak jauh’ Einstein dalam penyembuhan jarak juh...”
“Suatu pesan dari TLS (The Lost Symbol) adalah bahwa pikiran manusia adalah kekuatan keilahian dan daya kreatif yang paling hebat, dan bahwa kitaharus membebaskan pikiran manusia dari belenggu yang masih ada untuk bergerak menuju era pencerahan. Tetapi pesan itu disusul oleh pikiran lainnya. Pikiran manusia juga mampu menciptakan kejahatan dan merusak. “
“Ahli-ahli alkemi yang mencoba memindahkan zat dengan harapan mengubah logam murni menjadi emas telah digantikan oleh para ilmuwan yang berhasil dalam mengubah zat dengan menciptakan pemecah nuklir. Dengan keberhasilan mereka, sekarang duniamemiliki kekuatan yang berbahaya yaitu senjata atom. ……. Jika mereka berhasil membktikan bahwa zat diluar tubuh dpt diubah melalui pikiran manusia, atau bahwa mungkin saja mencampuri pikiranorang lain dan jasmaninya dari jauh, maka keberhasilan seperti itu akan memiliki resiko yang sangat jelas…. Dan harta untuk membiayai pencerahan itu, sumber tenaga dan kekuatan kerifan tidak benar-benar “terkubur diluar sana”. Ternyata, hal itu terkubur disini; tersembunyi di tempat yang jelas. Itu adlah pikiran manusia yang tak terlihat di dalam tubuhnya.”

-Secrets Of The Lost Symbol. hlm 25-27. 


Description: The Lost Symbol

Tuesday, March 5, 2013

Butalocaya, Dhemit yang lebih unggul dari manusia -Darmagandhul

"Walaupun saya dhemit, akan tetapi saya ini demit berpangkat raja, mulia, dan berumur panjang. Anda belum tentu semulia hamba. Niat anda selalu kotor, suka mengganggu dan menganiaya." - Butalocaya(Dhemit) kepada Sunan Benang.

#Darmagandhul

Description: Kutipan buku: 4.5

Butalocaya & Sunan Benang - Darmagandhul

"..Sesungguhnya menurut kehendak Yang Maha Kuasa, seluruh manusia seyogyanya mengetahui Baitullah-nya sendiri. Tubuh manusia inilah yang sesungguhnya Baitullah yang sungguh-sungguh buatan Yang Maha Kuasa sendiri. Tempat inilah yang harus dijaga betul-betul. Siapa saja yang tahu darimana asal badan ini, siapa saja yang tahu darimana asal budi dan hawa nafsu ini, patutlah dia dijadikan suri teladan bagi sesama..." - Butalocaya (Dhemit) kepada Sunan Benang.

#Darmagandhul


Description: Kutipan buku: 4.5

Nasehat Nyi Ageng Ngampel-Darmagandhul

"...Adanya manusia , Islam dan kafir siapa yang menciptakan selain Gusti Allah sendiri ? Manusia ganti agama itu tidak bisa dipaksa jika bukan kehendak pribadinya sendiri. Ketahuilah, manusia yang gugur karna memegang teguh keyakinannya termasuk manusia utama! Jika Gusti Allah menghendaki, tak usah disuruh pun dia akan memeluk agama Islam sendiri. Gusti Allah Yang bersifat Rahman tidak memerintah untuk memaksa orang masuk agama tertentu, semua harus sesuai kehendak manusia sendiri-sendiri. Gusti Allah tidak akan menyiksa manusia kafir yang tak bersalah dan tidak akan memberikan pahala kepada orang Islam yang perbuatannya tidak benar. Hanya perbuatannya yang akan diadili secara adil, bukan karena agamanya apa!..." - Nasehat Nyi Ageng Ngampel (istri Sunan Ampel) kepada Prabu Jimbuningrat (Raden Fatah).

#Darmagandhul

*Nasehat tersebut disampaikan ketika Raden Fatah ingin meminta restu untuk menjadi Raja Jawa setelah mengalahkan Raja Majapahit yang merupakan ayah kandungnya sendiri dan masih menganut agama Budi atau Budha. Kemudian, Nyi Ageng Ngampel justru memarahi beliau dan memberikan nasehat seperti di atas.

Description: Kutipan buku: 4.5

Saturday, February 2, 2013

Ilmu

"Kita bisa berjalan menyusuri jalan ini, baik dengan bimbingan guru ataupun dengan usaha sendiri. Jika memilih dengan bimbingan guru, maka carilah guru yang benar benar kau yakini mampu dan bisa menyusuri jalan ini dengan selamat, lalu patuhi. Dan Jika kau memilih tuk menyusuri jalan ini sendirian, maka bersiaplah untuk kesasar dan menemukan jalan yang rumit, tentu itu akan mengitar dan menghabiskan banyak waktu, dan siaplah untuk tidak kecewa jika kau tak sampai pada alamat yang menjadi tujuanmu. Guru, bukan hanya memberikan materi teori di dalam kelas, tapi dia juga mengarahkan dan juga mengontrol akhlak kita untuk selalu dalam jalan yang "benar". Sebenarnya, tidak ada seorangpun yang tidak mempunyai guru. Bahkan Nabi Muhammad mempunyai Jibril sebagai guru, Nabi Musa yang berguru kepada Khidr. Lalu munculah sebuah riwayat "Orang yang belajar tanpa guru, maka gurunya adalah setan". Karna setan membisikan dan kita tak mempunyai dasar, maka terbujuklah kita untuk mengikuti langkah-langkah yang ia berikan. Mengikuti peninggalan berupa jejak dari setan, karna kita tersesat, kita ga bisa membedakan mana jejak yang bisa mengantarkan kita menuju tujuan dan mana jejak yang membawa kita ke jurang kesesatan. Kalau ilmu itu adalah cahaya, maka seharusnya ilmu itu bisa membuat semuanya menjadi jelas. Apa yang harus kita  lakukan dan apa yang harus di tinggalkan. Kita akan lebih bijak dalam bersikap (seharusnya). Cahaya pun menerangi sekitar, tidak hanya diri sendiri. Cahaya menarik perhatian, dia bisa menarik sekitar untuk mendekat kepadanya. Memberikan kehangatan. Wajarlah jika Rasul bersabda bahwa memandang wajah ulama juga merupakan kebaikan. Atau jangan jangan, ilmu juga ada yang bersifat seperti "black hole", pusat kegelapan yang melahap segalanya. Nasihat Al-Waqi' kepada Imam Syafi'i tatkala sang imam dilanda kesulitan dalam menghafal "Tinggalkanlah maksiat, karna ilmu itu merupakan cahaya, dan cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang bermaksiat". Karna maksiat menambah titik hitam di hati. Jika penuh dengan titik hitam maka akan gelap, dan cahaya akan sulit masuk. Karna itulah setiap kita, diwajibkan untuk senantiasa mencari ilmu yang bisa juga berarti mencari cahaya, hingga akhirnya kita kembali ke sumber cahaya. Ilmu juga yang akan membimbing kita untuk semakin dekat dengan Sang Pencipta, sebuah riwayat menyatakan : "Man zada 'ilman wa lam yazdad hudan walam yazdad minallahi illa bu'dan" yang artinya "Siapa yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah hidayah, maka tidaklah bertambah dari dirinya dari Allah kecuali bertambah jauh(dr Allah)." Dengan Ilmu pula Allah mengangkat derajat seseorang "yarfa'illahu alladzina amanu minkum walladzina utul 'ilma darojat" Dan  hanya orang yang berilmulah yang takut kepada Allah. "Innama yakhsyallaha min 'ibadihi al 'ulama" Hanya orang-orang yang berilmu yang takut kepada Allah. "Yakhsya" ialah rasa takut yang menyebabkan kita berusaha untuk mendekat dan selalu mendekat kepada yang ditakuti. Mungkin semacam rasa takut untuk diabaikan, dihiraukan, diacuhkan. Orang 'alim (berilmu) sudah menemukan prioritas atau tujuan utama dalam kehidupan ini dan tahu apa yang harus dilakukan.Mereka menjadi muttaqien (orang-orang yang bertaqwa). Kemudian orang yang bertaqwa itu menjadi kekasih atau waliyullah, yaitu mereka yang tidak khawatir dan bersedih hati terhadap kehidupan dunia ini. Hati mereka bergantung kepada Allah, terus menempel (ta'alluq billah). "
Sekian dan terima koreksian beserta masukan....

Description: Mamang Ojan Rating: 4.5

Saturday, January 12, 2013

Pelajari Perbedaan, Qiroat

Perbedaan yang kerap muncul sekarang ini selalu disikapi dengan kekonyolan. Perbedaan yang seharusnya adalah rahmat, namun kini menjadi seperti sebuah pecutan yang seharusnya tidak ada. Perbedan yang membawa ketakutan bagi beberapa orang. Perbedaan yang disikapi dengan ketergesaan tanpa mengkaji dulu. Mungkin karena kebodohannya, seseorang jadi gampang menghakimi orang lain yang tak sepaham dengan dia.

Seperti di sebuah sosial media, pernah saya lihat seseorang yang mengkafirkan orang lain hanya karena ada  'kata' di Alquran yang dia tidak ketahui. Padahal jika kita ingin mengkaji Alquran, kita harus memahami kaidah-kaidah tertentu dan harus banyak belajar disiplin ilmu yang menlingkupinya, seperti ; nahwu, shorof, munasabah ayat, asbabun nuzul, ilmu qiroat, balagoh,majaz alquran, dll.
Coba kita masuki disiplin ilmu itu stu satu, dari situ kita akan melihat banyaknya perbedaan yang muncul, dan semua itu memang diajarkan dan benar adanya. Jika kita pelajari nahwu, maka akan kita temukan berbagai macam perbedaan tanda baca atau harokat, seperti pada bacaan "Bismillah" saja bisa ketahui bahwa cara membaca "bismillah" tersebut tidak melulu "Bismillahi ar-rahmani ar-rahimi" tapi bisa juga "Bismillahi ar-rahmanu ar-rahimu" atau ada beberapa model lain, dan itu semua shohih. Kemudian jika kita mempelajari sbabun nuzul atau bisa disebut dengan ilmu tentang sebab turunnya suatu ayat, dengan ilmu itu kita bisa menqiyaskan kondisi pada waktu ayat itu diturunkn dengan waktu sekarang ini. Dan begitupun dengan disiplin ilmu yang lain, tentunya mempunyai manfaatnya masing-masing....

Selanjutnya tentang perbedaan cara baca dan juga kata dalam Alquran bisa kita ketahui melalui ilmu qiroat . Naun sepertinya, bidang disiplin ilmu ini sudah jarang diketemui atau diketahui oleh kebanyakan orang. Padahal ilmu ini sangat penting agar kita tidak mudah terprovokasi oleh perbedaan yang kecil dan seharusnya tidak membawa pertengkaran diantara umat muslim. Seperti yang kita ketahui bahwa (mushaf) Alquran yang sekarang ini ada dihadapan atau dirumah kita yang sering kita baca, merupakan mushaf utsmani. Yakni mushaf yang telah 'diseragamkan' pada masa khalifah Utsman Bin Affan menjabat.

Sebetulnya banyak sekali macam bacaan Alquran pada masa Nabi. Namun kekhawatiran akan terjadinya kekacauan atau pemalsuan oleh pihak luar Islam, maka macam bacaan Alquran pun diseragamkan. Selain mushaf Utsmani,Ada mushaf ibnu mas'ud, mushaf Ali bin Abi Thalib, mushaf Ibnu Abbas, dll. Dari setiap mushaf ada beberapa perbedaan didalamnya. Dan perbedaan itu memang benar adanya, karna Alquran memang diturunkan dengan "sab'atu ahruf"', itu semua agar memudahkan umat manusia dalam embaca Alquran. Ada perbedaan dari segi pengucapan, ada dari segi lahjah , panjang-pendek kalimat, dll. Bahkan membaca surat al-fatihah saja ada tujuh macam model membacanya. Ada beberapa perbedaan didalam surat alfatihah, seperti pada lafadz "maaliki yaumiddin" , pada lafadz "malik" ada yang membaca panjang dan ada yang membaca pendek. Atau ada juga yang membaca "ihdina as-shiroto-l-mustaqiim" menjadi "ihdina az-zhiroto-l-mustaqiim". Atau dalam mushaf lain ada juga yang membaca "ihdina shirotol mustaqiim" menjadi "irsyadna as-shirotol mustaqiim".
Coba anda googling "mushaf ibnu mas'ud" dan mushaf yang lainnya, di situ anda akan menemukan perbedaan yang memang ada dan benar. Atau anda juga bisa mencari "mushaf yaman/san'a".

Kaidah dasar dari Ilmu Qiro'at adalah : Al ashlu fil qiroah, ar-riwayah (Dasar dari qiroat adalah riwayat) Yap, riwayat yang bersambung sampai Rasulullah.

Cukup sekian, mungkin banyak kesalah dan mohon koreksinya. Semoga kita bisa lebih bijak dalam menyikapi perbedaan yang ada. Teruslah belajar !

Description: Mamang Ojan Rating: 4.5

Saturday, January 5, 2013

Bintang Sebagai Petunjuk




"...Para sahabatku seperti bintang..." 

Kalau orang-orang dahulu kala bisa mengetahui apakah akan terjadi hujan atau tidak melalui bintang-bintang di langit, atau mereka bisa mengetahui kejadian apa yang akan terjadi kemudian dengan melihat bintang-bintang di langit, berarti bintang-bintang itu tidaklah terletak di sembarang tempat , melainkan terletak sesuai dengan posisinya. Kalau dalam ilmu alam,bintang adalah benda langit yang memancarkan cahaya sendiri. Seperti matahari, komet, meteor, dll.

Bintang-bintang itu mempunya posisi, tanda, dan fungsi masing-masing. Kalau kita pelajari ilmu falak atau astronomi, maka kita bisa mengetahui bahwa ada bintang yang mempunyai nama pada posisi tertentu. Untuk lebih jelasnya, bisa googling atau bertanya kepada yang ahli.

"Bintang, malam hari menghiasi langit, bersama bulan menjadi penerang. "

Kalau teringat dengan kata "bintang", saya teringat dengan hadits Nabi yang artinya seperti ini : " Para Sahabatku seperti bintang, dimanapun kalian mengikuti mereka, niscaya kalian akan mendapat petunjuk"
Nabi meng-umpamakan para sahabat nya seperti bintang yang akan memberikan petunjuk jika kalian mengikuti. Nabi mengumpamkan seperti demikian pasti karena ada nya kesamaan sifat antara para sahabatnya dengan bintang. Apa kesamaan sifat tersebut ? ya itu tadi, akan memberikn petunjuk dari manapun kalian mengikuti mereka. Sahabat itu banyak, ribuan. Seperti bintang di langit yang tak terhitung jumlahnya. Mereka memancarkan cahaya sendiri, mereka mempunyai cahaya sendiri. Menjadi penerang bagi sekitar.

Selanjutnya tentang bintang, mungkin di Al-quran sudah ada beberapa kode yang kita masih belum mampu untuk mengungkapnya. Perlu penelitian dan guru yang memumpuni kalau mau terus belajar tentang bintang ini. Dalam bahasa arab, bintang ini disebut "an-najm" atau "nujum". Mungkin bisa kita cari di Alquran kata tersebut, lalu kita renungi.

Inti yang mau sampaikan adalah bahwa tidak ada yang sia-sia dari alam ini. Alam ini penuh kode karena ia juga merupakan ayat kauniyah Tuhan. Yang bisa membacanya maka dia akan memahaminya.

ah ini hanya pikiran yang tetiba terlintas, mohon maaf kalau tidak jelas dan mohon koreksinya jika ada salah. Semoga kita selalu dalam bimbingan-Nya.
Wallahu 'a'lam bisshowab 

Description: Bintang sebagai petunjuk. Membaca alam: 4.5