Monday, August 6, 2012

Sedulur Papat Kalima Pancer ~Gus Candra Malik





Dalam Piwulangan Jawa, empat nafsu itu disebut Sedulur Papat atau Saudara Empat. Nafsu dipahami sebagai anasir atau elemen jiwa.


Sedulur Papat, Kalima Pancer. Saudara Empat, Yang Kelima adalah Porosnya. Nah, porosnya adalah Jiwa. Yang empat itu pusarannya.


Empat Nafsu/Anasir/Elemen Jiwa/Sedulur Papat terdiri dari Kebaikan, Kesenangan, Kemurkaan, Ketamakan mengacu pada empat penjuru.


Nafsu Kebaikan [Muthmainnah] berkedudukan di penjuru timur, dalam diri manusia menjelma nafas, di semesta berwujud angin.


Nafsu Kesenangan [Supiah] berkedudukan di penjuru selatan, dalam diri manusia menjelma tulang sumsum, di semesta berwujud air.


Nafsu Kemurkaan [Amarah] berkedudukan di penjuru barat, dalam diri manusia menjelma darah, di semesta berwujud api.


Nafsu Ketamakan [Lawwamah] berkedudukan di penjuru utara, dalam diri manusia menjelma kulit-daging, di semesta berwujud tanah.


Empat anasir/Sedulur Papat uga mewujud dalam esensi warna, yaitu Putih, Kuning, Merah, Hitam. Pancer/Poros dilambangkan Hijau.


Pancer/Poros/Jiwa dilambangkan Evergreen karena Everlasting. Disimbolkan sbg Hamba Allah yang Dia Hidupkan sepanjang masa: Khidr.


Poros/Pancer inilah pengendali sesungguhnya dari Sedulur Papat. Menentukan keempatnya berpusar searah atau melawan-arah jarum jam


Jika berpusar searah jarum jam, Manusia menyongsong Kematian. Jika berpusar melawan arah jarum jam, menyongsong Keberpulangan.


Dari keempat anasir itu, yang pertama dan utama wajib ditaklukkan adalah Muthmainnah/Nafsu Kebaikan. Taklukkan nafasmu sendiri.


Suluk menaklukkan Muthmainnah adalah Suluk Kanjeng Sunan Kalijaga,"Golekono susuhing angin. Carilah di mana angin bersarang."


Di manakah angin bersarang? Di Nafas yang tenang. Suluk menaklukkan Muthmainnah adalah dengan mengatur nafas setenang-tenangnya.


Pada Nafas tenang, tidak terjadi kepanikan, ketakutan, kegelisahan, kekhawatiran, pun tidak kesedihan. Nafas tenang, Jiwa tenang.


Napas, Anpas, Tanapas, Nupus. Ambil nafas dari hidung kiri, tahan di paru kiri, salurkan paru kanan, buang dari hidung kanan.


Napas, Anpas, Tanapas, Nupus ini Suluk Nafas Kanjeng Sunan Kalijaga. Untuk awam, diringkas menjadi Napas, Nupus. Tarik, embus.


Awam tidak dituntut menyempurnakan Suluk Nafas sesuai aturan Napas, Anpas, Tanapas, Nupus. Cukup Napas, Nupus. Tanpa menahan.


Menahan nafas disebut Megeng. Yang khas Kalijaga, menahan nafas ini dilakukan tanpa ambil nafas terlebih dulu. Langsung megeng.


Megeng adalah dengan menutup dua lubang hidup tanpa media. Seketika berhenti bernafas. Lidah menempel cethak/langit-langit.


Dalam Napas, Nupus ini, Kanjeng Sunan Kalijaga mengajarkan Shalat Dhaim atau shalat terus-menerus. Caranya, dengan Dzikir Nafas.


Aqimis-shalaata li dz-dzikr. Dirikanlah Shalat untuk Dzikr. Eling lan waspada. Dzikir Nafas adalah tarik "Hu", embus "Allah".


Tarik "hu", embus "Allah", dalam Dzikir Nafas atau Napas-Nupus ini dilakoni 24 jam sepanjang masa selama hidup seorang Sufi.


Getaran Dzikir Nafas "Hu-Allah" ini sampai ke Hati. Dicirikan dalam Qur'an,"Disebut nama Allah, orang beriman bergetar hatinya."


Disebut nama selain Allah, hati orang beriman tidak bergetar. Flat, datar, mati. Yg menggetarkan/menghidupkan adalah "Hu-Allah".


Hadits Qudsi,"andai hari ini Kiamat, ditunda 40 tahun jika nama Allah sekali disebut." Bernafas saja, Sufi telah berbuat baik.


Dengan mengatur nafas, Manusia mencapai Jiwa yang Tenang. Jiwa golongan inilah yang Didaulat Allah untuk saling rela denganNya.


"Ya ayyatuha 'n-Nafsu 'l-Muthmainnah, irji'i ilaa robbiki raadhiyatan-mardhiyyah." Jiwa yang tenang, datang dalam keadaan ridha-diridhai.


Jiwa yang tenang yang terpanggil dan terpilih, mencapai kedudukan Insan Kamil atau Paripurna. Tak lagi mengalami takut dan sedih.


Cukup dengan mengendalikan dan mengatur nafas saja, seorang Manusia dapat menjalani Suluk Sufi dan mencapai Kesejatian Hidup.


Sekian. Saya sudah tampak terlalu cerdas dan mulai membosankan. Selamat menghapus twit-twit saya dari ingatan Sampeyan. BLOCK ME!


Pesan moral seri-twit barusan: jika sekilas melihat seorang Sufi kok nganggur, lihat lagi. Siapa tahu dia sibuk dzikir! Hehehe :p


By : Gus @CandraMalik

Description: Mamang Ojan Rating: 4.5

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan komen .......