Monday, August 26, 2013

Setan itu dikurung (?)

Konon, di bulan Ramadhan ini, setan-setan dikurung. Begitu kata para ustadz yg mengutip hadis nabi. 
Jika mendengar kata “setan” , yang terlintas dipikiran saya adalah sebuah sosok menyerupai manusia yang tubuhnya terbakar api, mungkin seperti ghost rider atau seperti salah satu jagoan di fantastic four. Dengan sifat yang begitu buruk, makhluk yang mendapat gelar “ar-rojim” , yang terkutuk. Setiap langkahnya merupakan sesuatu yang harus dihindari (wa la tattabi’u khutuwati-syaithon). Perbuatannya tidak boleh ditiru. Makhluk yang sangat hebat. Rayuannya, gombalannya melebihi playboy cap jangkrik. Dan sekarang, di bulan Ramadhan, mereka (konon) dikurung di neraka. 
Tanpa rencana, refleks, iseng iseng berhadiah, tiba tiba saya menanyakan makna dari hal tersebut, yakni makna “setan dikurung” kepada Guru.
“Maksud dari setan dikurung itu apa atau gimana, stadz ?” tanya saya. 
Setelah mengisap rokok, beliau menjawab “ya kamu itu”. “setan itu kamu, minal jinnati wannas. Yang dikurung itu ya setan yang ada dalam dirimu. Tinggal manusia nya saja mau mengurungnya atau tetap membiarkan mereka bebas terus me’yuwaswisu-kan’ dirimu. Emang terkadang orang-orang terlalu vulgar dalam mengartikan kata ‘setan’. Jika ada kata setan, mereka langsung melihat sesuatu yang diluar mereka”, kira-kira seperti itu jawab beliau.
Setelah mendengar jawaban beliau yang bisa saya lakukan hanya bilang “oh” sambil beberapa kali tertawa kecil. Ya, menertawakan kebodohan diri sendiri. Ternyata, selama ini saya salah kaprah terhadap kalimat “setan dikurung”. Saya sudah terlanjur senang dengan berita dikurungnya ‘setan’ tersebut. Wajar saya senang, sebab setahu saya setan adalah musuh yang nyata. Atau mungkin ada yang merasa sedih karena setan dikurung, karna dia tak bisa menyalahkan setan jika dia melakukan hal yang “menyimpang”. Ternyata dalam diri saya juga ada ‘setan’ yang harus dikalahkan. Diri saya, musuh yang nyata, bagi diri saya sendiri.
Kita dipaksa berpuasa di bulan Ramadhan. Yang halal, ditahan dulu hingga waktu berbuka datang. Dianjurkan untuk menambah amal ibadah. Menahan nafsu, menjaga keseimbangan. Waktunya ‘charge’. 
Ahsyu dahlah. Saatnya merombak mindset, perbanyak muhasabah (instropeksi). 
Oh kamfretttt….. Betafa anunya diri iniih… *curhat ke kamfretttt

Description: Mamang Ojan Rating: 4.5

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan komen .......