Thursday, October 11, 2012

Obrolan di sela-sela gerbong

Rokok benar benar bisa mengakrabkan satu dengan yang lainnya, yang tidak kenal akan sok kenal, dan akan menyapa tanpa sungkan. Misal : Mas, pinjem koreknya bisa ?!. Atau sapaan yang lainnya.
Dari sapaan sederhana itu, bisa jadi akan menimbulkan pembicaraan yang lebih lanjut dan melebar seperti perkenalan antar dua perokok.
Malam ini, di sela-sela gerbong kereta, terjadi komunikasi antar beerapa perokok. Satu pemuda dan tiga bapak-bapak. Di pemberhentian stasiun, mereka berinteraksi dengan sedikit obrolan. Tampaknya, mereka menjadi korban kekejaman peraturan kereta yang baru saja dibuat. Selain sama sama perokok, mereka mempunyai kesamaan yg lain, yaitu sama sama ditegur oleh petugas kereta karena melanggar peraturan,merokok didalam kereta, walau disela sela gerbong. Protes dan juga pendapat mereka, sudah mereka keluarkan dihadapan perokok yang lain. Sambil menghisap rokok masing masing dan kereta dalam keadaan berhenti, mereka berkata-kata. Tapi sayang, kata-kata ataupun protes mereka ga akan didengar oleh petugas, apalagi mentri. Apapun alasannya, perokok seakan akan sudah mendapat label 'negativ' dan dikucilkan dari berbagai macam 'sistem'. Mereka dikucilkan, atau lebih halus lagi, mereka di khususkan, disiapkan ruangan khusus untuk menghisap rokok mereka.
Bisa jadi, bulan depan atau tahun depan, akan ada penjaga anti rokok disetiap gerbong dan sela-sela gerbong. Sampai nanti perokok gak akan bisa mengeluarkan rokok mereka dari saku celana ataupun saku baju mereka.
Ah ini hanya ocehan subjektif dari seorang perokok, yang tidak perlu disetujui oleh siapapun.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan komen .......