Wednesday, December 19, 2012

Mocopat Syafa'at, 17 Desember 2012


Mocopat Syafaat, 17 Desember 2012
Mocopat syafaat



"Innallah laa yugoyyiru ma biqoumin hatta yugoyyiru ma bi anfusihim"

Siapa yang tidak tahu potongan dari ayat ke-11 surat Ar-ra’du ini, potongan ayat yang sudah sangat popular di telinga dan ingatan kita. Ayat yang menerangkan bahwasanya kita harus terus berusaha untuk merubah diri kita. Ayat yang juga menerangkan bahwasanya manusia punya kuasa untuk merubah dirinya.Pada forum Mocopat Syafa’at (MS) kali ini, ayat tersebutlah yang dikaji oleh para jama’ah yang dibimbing oleh Cak Nun dan juga Cak Fuad.

Cak NunSebelum Cak Fuad menerangkan penafsiran ayat tersebut, Cak Nun memberikan kesempatan kepada para jama’ah untuk menyampaikan apa saja, baik ilmu, unek-unek, atau apapun itu.


Dari pertanyaan-pertanyaan, pendapat, dan juga harapan yang dilontarkan oleh jama’ah, mereka semua memiliki kesamaan tujuan, yaitu ; perubahan. Perubahan pada diri sendiri, ataupun Negara Indonesia ini. Bahkan diantara jama’ah, ada yang sangat mengharapkan Cak Nun mampu mengubah keadaan Indonesia . Ada juga yang tidak peduli kepada Negara mau seperti apa, yang penting dia bisa mencari nakah untuk istri dan anak.


Singkat cerita, waktu sudah tengah malam, sekarang giliran Cak Fuad untuk menerangkan makna yang terkandung pada kalimat “innallaha la yugoyyiru ma biqoumin hatta yugoyyiru ma bianfusihim”. Apa yang harus diubah ? Dimulai darimana perubahan itu ?


Berubah itu ada yang dari permukaan saja dan ada yang mendasar. Dua-dua nya sama penting, tapi yang paling penting adalah berubah pada hal yang mendasar. Atau bisa juga kita sebut yang kita ubah itu goyah (tujuan) atau washilah (perantara) nya.  


Pertama-tama yang perlu kita ubah adalah diri sendiri, pandangan hidup kita terhadaap dunia ini. Seperti kasus korupsi, yang penting untuk diubah adalah pandangan terhadap dunia, bukan mengubah undang-undangnya. Karena masih menganggap dunia adalah segala-galanya dan jabatan adalah kesempatan untuk menumpuk harta, maka terjadilah korupsi.


Jadikan dunia sebagai washilah, bukan goyah. Karena dunia ini memang hanya sementara, ladang kita untuk menanam amal untuk kelak di akhirat nanti. “walal akhirotu khoirun laka minal ula” (QS.Ad-Duha) . “wal akhirotu khoirun wa abqo” (QS.Al-Gosiyah). “Ad-dunya mazro’atul akhiroh” (Hadits).


Jaman sekarang, orang menganggap akhirat hanya sebagai prioritas kesekian setelah dunia. Terjadi salah pandang terhadap akhirat. Orang mengira jika mereka mengincar dunia, maka mereka akan memndapatkannya, padahal, bisa jadi dia mendapatkan dan bisa jadi tidak. Tapi, jika anda mengincar akhirat, maka dunia pasti akan anda dapatkan. Jika anda mengincar akhirat, anda akan lebih giat dalam usaha.


“Kamu bla bla bla…..bla bla bla….tapi jangan lupa sholat yah”, nasehat seperti tersebut juga tanpa kita sadari, sudah lebih mementingkan dunia daripada akhirat.

Dalam surat Al-qasas ayat 77. "Wabtaghi fima atakallahu ad-darol akhirota wa laa tansa nashibaka minaddunya...."

Selanjutnya Cak Fuad sedikit menyinggung masalah taufiq. Taufiq adalah kesesuaian kehendak manusia dengan kehendak Allah. Bagaimana kita menyesuaikan kehendak kita dengan kehendak Allah ? Kita memang tak bisa terus menerus berlaku sesuai dengan kehendak Allah, oleh karena itu kita selalu berdoa “Ihdina as-shirot al-mutaqiem” . Setiap hari kita berdoa terus menerus seperti itu, karena memang manusia selalu jatuh-bangun dalam beragama, dalam usaha untuk mencapaiNya.



                                                ######################

     -Jangan komersialisasi dan kapitalisasi pada bidang agama, pendidikan, kebudayaan, dan kesehatan. Contoh : Jika dokter memberikan resep dengan pertimbangan dia akan mendapatkan uang yang lebih besar. Atau dokter menyarankan agar si ibu yang hamil agar di sesar agar si dokter mendapatkan uang lebih banyak, bukan karena memang itu yg terbaik untuk si ibu hamil.
   -Jika ada pencurian, pokok masalahnya bukan ada pada barang yang dicuri, tapi keselamatan si pencuri dan yang dicuri.
    -Muhammad bagian dari dunia atau dunia bagian dari Muhammad ? Dunia bagian dari Muhammad. Karena Muhammad lah yang pertama kali diciptakan sebelum segala sesuatu diciptakan, termasuk dunia ini. Dunia ini diciptakan karena Nur Muhammad.
Kesimpulannya adalah kita harus mengubah pandangan hidup kita terhadap dunia. Dunia tempat singgah, dunia adalah ladang, dunia hanya permainan, dunia hanya tempat singgah sementara sebelum kita kembali ke asal. Jadikan dunia sebagai washilah kita untuk mencapai goyah kita. Apakah goyah (tujuan) kita ? Silahkan dijawab oleh diri sendiri.

Salam Maiyah. 






Description: Mocopat Syafaat,Jama'ah Maiyah, Cak Nun: 4.5

2 comments:

Silahkan komen .......