Oh..... hidup, tempat bermain dan juga kesemuan. Ibarat
tempat bermain anak, sebutlah dufan. Dengan segala jenis permainan dan juga
kesenangannya dufan disukai oleh kita. Dengan segala peraturannya dan juga
resiko yang terdapat pada setiap permainan, kita ada yang cuek dan ada yang
hati-hati. Yang bener bener hati-hati, pasti akan benar dipikir pikir segala
resiko yang akan terjadi dan mematuhi segala peraturan. Dan bagi yang cuek , ya
tak peduli batas ketinggian untuk suatu permainan anak dewasa. Tak peduli
peraturan dan resiko yang akan terjadi.
Hidup... dimana mana ada konflik. Kita mulai main dengan
kata-kata, walau tahu kata kata tak akan sampai. Pro-kontra. Saling berpegang
pada prinsipnya masing-masing. Acuh kepada kebijaksanaan. Terkotak-kotak, saling
memecahkan diri, tak ada yang mau berkumpul, bersama dalam ssatu kesatuan. Apa
tujuannya ? kebenaran ? oke kebenaran ku kebenaranmu. Lalu dimana kebenaran ?
tinggalah suatu paksaan ? atau kebenaran memang harus disertai dengan paksaan ?
bukankah yang benar pasti akan menang dan kebathilan akan hancur ? ...innal
bathila kana zahuqo......
Semakin hari, putus asa bercampur muak terus bersatu,
mengumpulkan kekuatan untuk kemudian meledak. Atau akan muncul suatu obat
penawar ? bukan pihak mana yang dibela. Tapi ini soal kemuakan akan pro dan
kontra. Kalaupun dua-duanya dipertemukan, apa akan merubah sesuatu ? tidak.
Masih ada gengsi dan ego yang tertanam mengakar di diri. Masing-masing punya
kubu yang harus dipertahankan. Ini kubu ku, itu kubu mu. Aku tidak akan masuk
kubumu, dan kamu, kalau mau silahkan masuk ke kubu ku.
Kalau ayat-ayat yang dikeluarkan tentulah setiap kubu punya
ayat andalannya beserta dengan tafsirnya, entah ayat-ayat negara atau ayat-ayat
Tuhan. Saling meributkan, mengeluarkan, berteriak dengan lantang kalau ayat
yang dia peganglah yang paling benar, ya walau itu hanya tafsiran dia pribadi.
Dunia....hidup.... apakah memang dari sejak awal kau
diciptakan, memang sudah penuh dengan pro dan kontra. Apakah pembunuhan anak
adam terhadap anak adam yang lain memang sudah kode untuk kita ? kode
pertumpahan darah, ada yang baik dan ada yang jahat, benar-salah.
Kita menutup telinga dari lawan, tak peduli benar. Kita
bicara lantang kepada lawan, walau salah. Lalu ? tengkar ? harus ada yang
diikuti ? macam pertandingan tinju. Kamu kalah, kamu keok, kamu lemah, dan
akulah yang kuat, kamuu jangan macem-macem dengan aku.
Sudah berapa ribu puisi yang menceritakan keadaan negri ini
? berjuta kata ? dan nol perubahan. Pejabat,korupsi,rakyat,berkelahi. Kurang imbang
gimana negri ku ? semua pihak mengambil peran dan bagiannya masing-masing.
Sampai kapan berakhir ? ups maap, bukan berakhir, tapi dakhirkan ? entah oleh
kita atau oleh Tuhan ? bukankah kita dipinjamkan kuasaNya untuk merubah nasib
kita ? kalau gagal ya dibantu sama Tuhan langsung, mungkin dihancurkan atau
sedikit digoyang bumi kita ini.
18-07-2012
Description: Mamang Ojan Rating: 4.5
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan komen .......