Mocopat Syafaat, 17 Desember 2012
"Innallah laa yugoyyiru ma biqoumin hatta yugoyyiru ma bi anfusihim"
Siapa yang
tidak tahu potongan dari ayat ke-11 surat Ar-ra’du ini, potongan ayat
yang sudah sangat popular di telinga dan ingatan kita. Ayat yang menerangkan
bahwasanya kita harus terus berusaha untuk merubah diri kita. Ayat yang juga
menerangkan bahwasanya manusia punya kuasa untuk merubah dirinya.Pada forum
Mocopat Syafa’at (MS) kali ini, ayat tersebutlah yang dikaji oleh para jama’ah
yang dibimbing oleh Cak Nun dan juga Cak Fuad.
Sebelum Cak
Fuad menerangkan penafsiran ayat tersebut, Cak Nun memberikan kesempatan kepada
para jama’ah untuk menyampaikan apa saja, baik ilmu, unek-unek, atau apapun
itu.
Dari
pertanyaan-pertanyaan, pendapat, dan juga harapan yang dilontarkan oleh
jama’ah, mereka semua memiliki kesamaan tujuan, yaitu ; perubahan. Perubahan
pada diri sendiri, ataupun Negara Indonesia ini. Bahkan diantara jama’ah, ada
yang sangat mengharapkan Cak Nun mampu mengubah keadaan Indonesia . Ada juga
yang tidak peduli kepada Negara mau seperti apa, yang penting dia bisa mencari
nakah untuk istri dan anak.
Singkat
cerita, waktu sudah tengah malam, sekarang giliran Cak Fuad untuk menerangkan
makna yang terkandung pada kalimat “innallaha la yugoyyiru ma biqoumin hatta
yugoyyiru ma bianfusihim”. Apa yang harus diubah ? Dimulai darimana
perubahan itu ?
Berubah itu
ada yang dari permukaan saja dan ada yang mendasar. Dua-dua nya sama penting,
tapi yang paling penting adalah berubah pada hal yang mendasar. Atau bisa juga
kita sebut yang kita ubah itu goyah (tujuan) atau washilah (perantara)
nya.
Pertama-tama yang perlu kita ubah adalah diri sendiri, pandangan hidup kita terhadaap dunia ini. Seperti kasus korupsi, yang penting untuk diubah adalah pandangan terhadap dunia, bukan mengubah undang-undangnya. Karena masih menganggap dunia adalah segala-galanya dan jabatan adalah kesempatan untuk menumpuk harta, maka terjadilah korupsi.
Jadikan
dunia sebagai washilah, bukan goyah. Karena dunia ini memang
hanya sementara, ladang kita untuk menanam amal untuk kelak di akhirat nanti. “walal
akhirotu khoirun laka minal ula” (QS.Ad-Duha) . “wal akhirotu khoirun wa
abqo” (QS.Al-Gosiyah). “Ad-dunya mazro’atul akhiroh” (Hadits).
Jaman
sekarang, orang menganggap akhirat hanya sebagai prioritas kesekian setelah
dunia. Terjadi salah pandang terhadap akhirat. Orang mengira jika mereka
mengincar dunia, maka mereka akan memndapatkannya, padahal, bisa jadi dia
mendapatkan dan bisa jadi tidak. Tapi, jika anda mengincar akhirat, maka dunia
pasti akan anda dapatkan. Jika anda mengincar akhirat, anda akan lebih giat
dalam usaha.
“Kamu bla
bla bla…..bla bla bla….tapi jangan lupa sholat yah”, nasehat seperti tersebut
juga tanpa kita sadari, sudah lebih mementingkan dunia daripada akhirat.
Dalam surat Al-qasas ayat 77. "Wabtaghi fima atakallahu ad-darol akhirota wa laa tansa nashibaka minaddunya...."
Selanjutnya Cak Fuad sedikit
menyinggung masalah taufiq. Taufiq adalah kesesuaian kehendak
manusia dengan kehendak Allah. Bagaimana kita menyesuaikan kehendak kita dengan
kehendak Allah ? Kita memang tak bisa terus menerus berlaku sesuai dengan
kehendak Allah, oleh karena itu kita selalu berdoa “Ihdina as-shirot
al-mutaqiem” . Setiap hari kita berdoa terus menerus seperti itu, karena
memang manusia selalu jatuh-bangun dalam beragama, dalam usaha untuk
mencapaiNya.
######################
-Jangan
komersialisasi dan kapitalisasi pada bidang agama, pendidikan, kebudayaan, dan
kesehatan. Contoh : Jika dokter memberikan resep dengan pertimbangan dia akan
mendapatkan uang yang lebih besar. Atau dokter menyarankan agar si ibu yang
hamil agar di sesar agar si dokter mendapatkan uang lebih banyak, bukan karena
memang itu yg terbaik untuk si ibu hamil.
-Jika ada
pencurian, pokok masalahnya bukan ada pada barang yang dicuri, tapi keselamatan
si pencuri dan yang dicuri.
-Muhammad
bagian dari dunia atau dunia bagian dari Muhammad ? Dunia bagian dari Muhammad.
Karena Muhammad lah yang pertama kali diciptakan sebelum segala sesuatu
diciptakan, termasuk dunia ini. Dunia ini diciptakan karena Nur Muhammad.
Kesimpulannya
adalah kita harus mengubah pandangan hidup kita terhadap dunia. Dunia tempat
singgah, dunia adalah ladang, dunia hanya permainan, dunia hanya tempat singgah
sementara sebelum kita kembali ke asal. Jadikan dunia sebagai washilah kita
untuk mencapai goyah kita. Apakah goyah (tujuan) kita ? Silahkan dijawab oleh
diri sendiri.
Salam Maiyah.
Description: Mocopat Syafaat,Jama'ah Maiyah, Cak Nun: 4.5
wah keren ini mas...
ReplyDeleteyaiyo iki.... suwun mas
ReplyDelete