Perbedaan yang kerap muncul sekarang ini selalu disikapi dengan kekonyolan. Perbedaan yang seharusnya adalah rahmat, namun kini menjadi seperti sebuah pecutan yang seharusnya tidak ada. Perbedan yang membawa ketakutan bagi beberapa orang. Perbedaan yang disikapi dengan ketergesaan tanpa mengkaji dulu. Mungkin karena kebodohannya, seseorang jadi gampang menghakimi orang lain yang tak sepaham dengan dia.
Seperti di sebuah sosial media, pernah saya lihat seseorang yang mengkafirkan orang lain hanya karena ada 'kata' di Alquran yang dia tidak ketahui. Padahal jika kita ingin mengkaji Alquran, kita harus memahami kaidah-kaidah tertentu dan harus banyak belajar disiplin ilmu yang menlingkupinya, seperti ; nahwu, shorof, munasabah ayat, asbabun nuzul, ilmu qiroat, balagoh,majaz alquran, dll.
Coba kita masuki disiplin ilmu itu stu satu, dari situ kita akan melihat banyaknya perbedaan yang muncul, dan semua itu memang diajarkan dan benar adanya. Jika kita pelajari nahwu, maka akan kita temukan berbagai macam perbedaan tanda baca atau harokat, seperti pada bacaan "Bismillah" saja bisa ketahui bahwa cara membaca "bismillah" tersebut tidak melulu "Bismillahi ar-rahmani ar-rahimi" tapi bisa juga "Bismillahi ar-rahmanu ar-rahimu" atau ada beberapa model lain, dan itu semua shohih. Kemudian jika kita mempelajari sbabun nuzul atau bisa disebut dengan ilmu tentang sebab turunnya suatu ayat, dengan ilmu itu kita bisa menqiyaskan kondisi pada waktu ayat itu diturunkn dengan waktu sekarang ini. Dan begitupun dengan disiplin ilmu yang lain, tentunya mempunyai manfaatnya masing-masing....
Selanjutnya tentang perbedaan cara baca dan juga kata dalam Alquran bisa kita ketahui melalui ilmu qiroat . Naun sepertinya, bidang disiplin ilmu ini sudah jarang diketemui atau diketahui oleh kebanyakan orang. Padahal ilmu ini sangat penting agar kita tidak mudah terprovokasi oleh perbedaan yang kecil dan seharusnya tidak membawa pertengkaran diantara umat muslim. Seperti yang kita ketahui bahwa (mushaf) Alquran yang sekarang ini ada dihadapan atau dirumah kita yang sering kita baca, merupakan mushaf utsmani. Yakni mushaf yang telah 'diseragamkan' pada masa khalifah Utsman Bin Affan menjabat.
Sebetulnya banyak sekali macam bacaan Alquran pada masa Nabi. Namun kekhawatiran akan terjadinya kekacauan atau pemalsuan oleh pihak luar Islam, maka macam bacaan Alquran pun diseragamkan. Selain mushaf Utsmani,Ada mushaf ibnu mas'ud, mushaf Ali bin Abi Thalib, mushaf Ibnu Abbas, dll. Dari setiap mushaf ada beberapa perbedaan didalamnya. Dan perbedaan itu memang benar adanya, karna Alquran memang diturunkan dengan "sab'atu ahruf"', itu semua agar memudahkan umat manusia dalam embaca Alquran. Ada perbedaan dari segi pengucapan, ada dari segi lahjah , panjang-pendek kalimat, dll. Bahkan membaca surat al-fatihah saja ada tujuh macam model membacanya. Ada beberapa perbedaan didalam surat alfatihah, seperti pada lafadz "maaliki yaumiddin" , pada lafadz "malik" ada yang membaca panjang dan ada yang membaca pendek. Atau ada juga yang membaca "ihdina as-shiroto-l-mustaqiim" menjadi "ihdina az-zhiroto-l-mustaqiim". Atau dalam mushaf lain ada juga yang membaca "ihdina shirotol mustaqiim" menjadi "irsyadna as-shirotol mustaqiim".
Coba anda googling "mushaf ibnu mas'ud" dan mushaf yang lainnya, di situ anda akan menemukan perbedaan yang memang ada dan benar. Atau anda juga bisa mencari "mushaf yaman/san'a".
Kaidah dasar dari Ilmu Qiro'at adalah : Al ashlu fil qiroah, ar-riwayah (Dasar dari qiroat adalah riwayat) Yap, riwayat yang bersambung sampai Rasulullah.
Cukup sekian, mungkin banyak kesalah dan mohon koreksinya. Semoga kita bisa lebih bijak dalam menyikapi perbedaan yang ada. Teruslah belajar !
Description: Mamang Ojan Rating: 4.5
Seperti di sebuah sosial media, pernah saya lihat seseorang yang mengkafirkan orang lain hanya karena ada 'kata' di Alquran yang dia tidak ketahui. Padahal jika kita ingin mengkaji Alquran, kita harus memahami kaidah-kaidah tertentu dan harus banyak belajar disiplin ilmu yang menlingkupinya, seperti ; nahwu, shorof, munasabah ayat, asbabun nuzul, ilmu qiroat, balagoh,majaz alquran, dll.
Coba kita masuki disiplin ilmu itu stu satu, dari situ kita akan melihat banyaknya perbedaan yang muncul, dan semua itu memang diajarkan dan benar adanya. Jika kita pelajari nahwu, maka akan kita temukan berbagai macam perbedaan tanda baca atau harokat, seperti pada bacaan "Bismillah" saja bisa ketahui bahwa cara membaca "bismillah" tersebut tidak melulu "Bismillahi ar-rahmani ar-rahimi" tapi bisa juga "Bismillahi ar-rahmanu ar-rahimu" atau ada beberapa model lain, dan itu semua shohih. Kemudian jika kita mempelajari sbabun nuzul atau bisa disebut dengan ilmu tentang sebab turunnya suatu ayat, dengan ilmu itu kita bisa menqiyaskan kondisi pada waktu ayat itu diturunkn dengan waktu sekarang ini. Dan begitupun dengan disiplin ilmu yang lain, tentunya mempunyai manfaatnya masing-masing....
Selanjutnya tentang perbedaan cara baca dan juga kata dalam Alquran bisa kita ketahui melalui ilmu qiroat . Naun sepertinya, bidang disiplin ilmu ini sudah jarang diketemui atau diketahui oleh kebanyakan orang. Padahal ilmu ini sangat penting agar kita tidak mudah terprovokasi oleh perbedaan yang kecil dan seharusnya tidak membawa pertengkaran diantara umat muslim. Seperti yang kita ketahui bahwa (mushaf) Alquran yang sekarang ini ada dihadapan atau dirumah kita yang sering kita baca, merupakan mushaf utsmani. Yakni mushaf yang telah 'diseragamkan' pada masa khalifah Utsman Bin Affan menjabat.
Sebetulnya banyak sekali macam bacaan Alquran pada masa Nabi. Namun kekhawatiran akan terjadinya kekacauan atau pemalsuan oleh pihak luar Islam, maka macam bacaan Alquran pun diseragamkan. Selain mushaf Utsmani,Ada mushaf ibnu mas'ud, mushaf Ali bin Abi Thalib, mushaf Ibnu Abbas, dll. Dari setiap mushaf ada beberapa perbedaan didalamnya. Dan perbedaan itu memang benar adanya, karna Alquran memang diturunkan dengan "sab'atu ahruf"', itu semua agar memudahkan umat manusia dalam embaca Alquran. Ada perbedaan dari segi pengucapan, ada dari segi lahjah , panjang-pendek kalimat, dll. Bahkan membaca surat al-fatihah saja ada tujuh macam model membacanya. Ada beberapa perbedaan didalam surat alfatihah, seperti pada lafadz "maaliki yaumiddin" , pada lafadz "malik" ada yang membaca panjang dan ada yang membaca pendek. Atau ada juga yang membaca "ihdina as-shiroto-l-mustaqiim" menjadi "ihdina az-zhiroto-l-mustaqiim". Atau dalam mushaf lain ada juga yang membaca "ihdina shirotol mustaqiim" menjadi "irsyadna as-shirotol mustaqiim".
Coba anda googling "mushaf ibnu mas'ud" dan mushaf yang lainnya, di situ anda akan menemukan perbedaan yang memang ada dan benar. Atau anda juga bisa mencari "mushaf yaman/san'a".
Kaidah dasar dari Ilmu Qiro'at adalah : Al ashlu fil qiroah, ar-riwayah (Dasar dari qiroat adalah riwayat) Yap, riwayat yang bersambung sampai Rasulullah.
Cukup sekian, mungkin banyak kesalah dan mohon koreksinya. Semoga kita bisa lebih bijak dalam menyikapi perbedaan yang ada. Teruslah belajar !
Description: Mamang Ojan Rating: 4.5